Pages

Pengikut

Subscribe:

Rabu, 16 Mei 2012

MENGANALISA KADAR asam asetat


MENGANALISA KADAR Na2CO3 dan NaHCO3 DALAM SAMPEL SERTA MENGANALISA KADAR ASAM ASETAT

                                                              BAB I
PENDAHULUAN


1.   Latar Belakang Masalah
     Asam basa merupakan parameter lingkungan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari kita. Air, tanah, limbah , maupun zat makanan seperti buah dan sayur dapat mengandung zat asam maupun basa. Zat-zat tersebut dapat dinyatakan dalam derajat keasaman (pH) atau derajad kebasaannya (pOH).Analisis mengenai kandungan atau yang lazim disebut konsentrasi asam maupun basa dalam kimia analiasa dapat dilakukan dengan titrasi secara cross check . Zat asam dapat diketahui kadarnya dengan menggunakan zat basa sebagai titrannya maupun sebaliknya zat basa dapat dinilai menggunakan zat asam sebagai titran. Hal ini dapat dipelajari dalam materi acidi-alkalimetri atau kesetimbangan asam basa.
2.   Rumusan Masalah
Pada percobaan acidi-alkalimetri ini dirumuskan penentuan kadar suatu zat setara volumetri berdasarkan reaksi netralisasi.
3.   Tujuan Percobaan
a.       Menganalisa kadar/konsentrasi suatu sampel ( % berat, % volume, % R/V,  % M, % N ).
b.      Menganalisa kadar aciditas, alkalinity dari suatu sampel
4.      Manfaat Percobaan
Percobaan analisa kuantitatif secara volumetri berdasarkan reaksi netralisasi ini bermanfaat untuk mengetahui adanya kadar/konsentrasi ( % berat, % volume, % R/V, % M, % N )

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian
      Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetri menggunakan larutan lain yang telah diketahui kadarnya.
Reaksi yang terjadi antara asam dan basa
H + OH → HO
Acidi alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralisasi antara zat titran dan zat yang akan dititrasi.
Acidimetri : penentuan kadar basa dalam sutau larutan dengan menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.Natrium hidroksida lazim tercemar dengan natrium karbonat Hal ini disebabkan NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan bereaksi sebagai berikut :
CO + 2OH → CO² + HO
Seringkali natrium karbonat dan natrium bikarbonat terdapat bersamasama. Dimungkinkan untuk menganalisis campuran senyawa ini dengan titrasi dengan asam standart.

Titrasi Karbonat
Ion karbonat dititrasi dengan asam kuat sebagai titran, reaksi yang terjadi
CO³¯ + HO+ ↔ HCO³¯ + HO ………(1)
HCO³¯ + HO+ ↔ HCO + HO ………(2)
Ka1 = 4,6 . 10⁻⁷ → pKa = 6,34
Ka2 = 4,4 . 10¹¹ → pKa = 10,36
PP digunakan sebagai indikator untuk reaksi pertama (TAT pertama) dan MO digunakan sebagai indikator pada reaksi yang kedua (TAT kedua).

Hubungan Volume dalam Titrasi Karbonat
Dalam suatu larutan zat NaOH, Na2CO3, maupun NaHCO3 keberadaannya dapat sebagai zat tunggal. Namun sering kali terdapat bersama-sama misalnya, NaOH tercampur dengan Na2CO3 atau NaHCO3 dan Na2CO3 terdapat bersama-sama. Hal ini dapat teridentifikasi setelah senyawa tersebut dititrasi dengan HCl.
Tabel 1. Identifikasi Campuran Bikarbonat

Campuran Bikarbonat Zat
Hubungan untuk identifikasi kualitatif
Milimol zat yg ada
NaOH
y = 0
M . x
NaCO
x = y
M . x
NaHCO
x = 0
M . y
NaOH + NaCO
x > y
M . (x-y)
NaHCO + NaCO
x < y
M. (y-x)
Keterangan :
M = molaritas
x = volume yang dibutuhkan untuk mencapai TAT I menggunakan indikator PP
y = volume yang dibutuhkan untuk mencapai TAT II menggunakan indikator MO
Diagram titrasi Na2CO3 dan NaHCO3
Na2CO3 …………….. PP ditambahkan x ml
x ml ↓ HCl
NaHCO3 …………….. PP berubah warna, MO ditambahkan
x ml ↓ HCl
y ml NaCl NaHCO3
y-x ml ↓ HCl
NaCl ..……………. MO berubah warna
Keterangan
↓ : dititrasi

Alkalimetri : penentuan kadar asam dalam sutau larutan denganmenggunakan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti dalam asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.
Vitamin C merupakan nama lain dari ascorbic acid yang tidak lain adalah sejenis asam.Vitamin C larut dalam air dan dapat ditemukan buah jeruk, tomat, dan sayuran hijau dengan konsentrasi tinggi. Vitamin C merupakan vitamin yang tidak stabil karena mudah teroksidasi dan dapat hilang selama proses memasak. Peran utama vitamin C dalam tubuh adalah sebagai penghasil kolagen, sejenis protein penting daalm jaringan alat gerak.Vitamin C juga berperan penting dalam sintesa hemoglobin dan metabolisme asam amino. Selain itu, vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) merupakan buah yang mengandung banyak air dan vitamin C yang cukup tinggi. Daun, buah, dan bunganya mengandung minyak terbang. Jeruk nipis mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nnildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1 danC.
Dari kandungan berbagai minyak dan zat di dalamnya, jeruk nipis dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
Dari beberapa penelitian terakhir menunjukkan, jeruk nipis juga mempunyai manfaat mencegah kekambuhan batu ginjal, khususnya batu ginjal kalsium idiopatik. Menurut laporan tersebut, mengonsumsi jeruk nipis bisa mencegah timbulnya batu ginjal.
Pada suatu penelitian diketahui bahwa jeruk nipis mengandung sitrat yang tinggi. Dinyatakan bahwa kandungan sitrat jeruk nipis lokal (Citrus aurantifolia Swingle yang bulat) 10 kali lebih besar dibanding kandungan sitrat pada jeruk keprok, atau enam kali jeruk manis. Kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram per kilogram.

Indikator
           Indikator merupakan suatu zat yang digunakan untuk menentukan kapan titik akhir titrasi (TAT) tercapai dengan indikasi perubahan warna. Pada saat TAT tercapai maka jumlah mol equivalen zat dititrasi sama dengan jumlah mol equivalen zat titran. Indikator yang akan digunakan dalam titrasi acidi alkaimetri adalah :
a.    PP (phenolphthalein)
Asam dipotrik tidak berwarna, dengan trayek pH 8-9.6
b.      MO (Methyl Orange)
Suatu basa berwarna kuning dalam bentuk molekulnya, dengan trayek
pH 3,1-4,4
Kurva Titrasi
Titrasi asam basa dapat dinyatakan dalam bentuk kurva titrasi antara pH (pOH) versus mililiter titran. Kurva semacam ini membantu mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dalam memilih indikator yang tepat. Akan diperiksa dua kasus, titrasi asam kuat dengan basa kuat dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.
a.       Titrasi Asam Kuat dan Basa kuat
Asam kuat dan basa kuat terhidrolisa dengan lengkap dalam larutan air. Jadi pH sama di berbagai titik selama titrasi. Dapat dihitung langsung dari kuantitas stokiometri asam dan basa yang telah dibiarkan bereaksi. Pada titik kesetaraan, pH ditetapkan oleh jauhnya air terdisiosiasi pada 250 C, pH air murni adalah 7.00
b.      Titrasi Asam Lemah dan Basa kuat
Pada kurva titrasi ini, kurva untuk suatu asam lemah mulai meningkat dengan cepat, ketika mula-mula ditambahkan basa. Laju pertambahan mengecil dengan bertambahnya konsentrasi B-. Larutan ini disebut terbuffer dalam daerah dimana peningkatan pH tersebut lambat. Perhatikan bahwa bila asam itu dinetralkan [HB-] ≈ [B-]
pH =pKa-log= pKa
Setelah titik separuh jalan, pH naik lagi dengan lambat sampai terjadi perubahan besar pada titik kesetaraan

Fisis dan Chemist Reagen
1.      Hidrogen asetat (HAc) atau Asam cuka(CH3COOH)
v Fisis
BM : 60.05 g/mol
Densitas dan fase : 1.049 g cm−3, cairan : 1.266 g cm−3, padatan
TL = 16.5 °C
TD = 118.1 °C
Bentuk = cairan tak berwarna atau Kristal
Keasaman pKa = 4.76 pada 25°C
v Chemist
        Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangkitangki aluminium.
2.      HCl
v Fisis :
BM = 36,47 gr/mol
BJ = 1,268 gr/cc
TD = 850C
TL = -1100C
Kelarutan dalam 100 bagian air 00C = 82,3
Kelarutan dalam 100 bagian air 1000C = 56,3
v Chemist :
        Bereaksi dengan Hg2+ membentuk endapan putih Hg2Cl2 yang tidak larut dalam air panas dan asam encer tapi larut dalam amoniak encer, larutan KCN serta thoisulfat.
2 HCl + Hg2+→2 H+ + Hg2Cl2
Hg2Cl2 + 2NH3→ Hg (NH 4)Cl + Hg + NH4Cl
Bereaksi dengan Pb2+ membentuk endapan putih PbCl2, 2HCl + Pb2+ →PbCl2↓ + 2 H+ .Mudah menguap apalagi bila dipanaskan, konsentrasi tidak mudah berubah karena udara/cahaya ,merupakan asam kuat karena derajat disiosiasinya tinggi.
3.      NaOH
v Fisis :
BM = 40 gr/mol
BJ= 2,13 gr/cc
TD= 13900C
TL= 318,40C
Kelarutan dalam 100 bagian air 00C = 82,3
Kelarutan dalam 100 bagian air 1000C = 56,3
v Chemist :
Dengan Pb(NO3) membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam reagen exess
Pb(NO)3 + NaOH →Pb(OH)2↓+ NaNO3
Pb(OH)2 + 2NaOH→ Na2PbO2 + 2H2O
Dengan Hg2(NO3)2 membentuk endapan hitam Hg2O yang larut dalam reagen exess.Merupakan basa yang cukup kuat. Mudah larut dalam air dan higroskopis. Mudah menyerap CO2 sehingga membentuk karbonat
4.      Na2B4O7. 10H2O ( Boraks )
v Fisis :
BM= 381,43 gr/mol
BJ= 1,73 gr/ml
TD= 2000C
TL= 750C
Kelarutan dalam 100 bagian air dingin ( 0,50C ) = 1,3
v Chemist :
Jika ditambah H2SO4 menjadi asam boraks
Na2B4O7 + H2SO4 + 5 H2O→4 H3BO3 + Na2NO3
Jika ditambah AgNO3 menjadi endapan putih perak mutu boraks
Na2B4O7 + AgNO3 + 3H2O→AgBO2 + H3BO3 +NaNO3
 Jika ditambahkan BaCl2 menjadi endapan putih Ba mutu boraks
5.      H2SO4
v Fisis :
BM= 98,08 gr/mol
BJ= 1,83 gr/cc
TD= 3400C
TL= 10,440C
Kelarutan dalam 100 bagian air dingin = 80
Air Panas = 59
v Chemist :
Merupakan asam kuat. Jika ditambah basa membentuk garam dan air. Dengan Pb2+membentuk PbSO4
Pb2+ + SO42-→PbSO4
Dengan Ba2+ membentuk BaSO4
Ba2+ + SO42-→BaSO4
6.      Phenolphtalein ( C2OH16O4 )
v Fisis :
BM= 318,31 gr/mol
BJ= 1,299 gr/cc
TD= 2610C
pH 8,0 – 9,6
Kelarutan dalam 100 bagian air = 8,22
v Chemist :
Merupakan asam diprotik dan tidak berwarna
Mula-mula berdisiosiasi menjadi bentuk tidak berwarna kemudian kehilangan H+ menjadi ion dengan sistem terkonjugasi maka dihasilkan warna merah



METODE PERCOBAAN
I.Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan:
1. Boraks
2. NaOH
3. Asam Asetat / Asam Cuka
4. Larutan Jeruk / Juice Jeruk
5. HCl
6. Phenolptalein
Alat:
1. Buret,Statif,Klem
2. Erlenmeyer
3. Corong
4. Pipet volum
5. Pipet Ukur
6. Pengaduk
7. Beaker Glass
8. Pipet Tetes
9. Labu Takar
10. Gelas Ukur

II. Cara Kerja
A. Standarisasi HCl dengan Borak 0,1 N
1. Ambil 10 ml borak 0,1 N, masukan ke dalam Erlenmeyer
2. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
3. Titrasi dengan HCL 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah orange.
4. Catat kebutuhan titran

B. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi
1. Ambil 10 ml NaOH, masukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
3. Titrasi dengan HCL sampai warna menjadi merah orange
4. Catat volume HCl

C. Mencari kadar Na2CO3 dan atau NaHCO3
1. Ambil sampel 10 ml larutan sampel, masukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan beberapa tetes indikator PP
3. Titrasi dengan HCl sampai warna merah hampir hilang.
4. Catat kebutuhan HCl pada TAT I = x ml
5. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
6. Titrasi dengan HCl sampai warna menjadi merah orange.
7. Catat kebutuhan HCl untuk Na2CO3 = y ml

D. Mencari kadar asam asetat dan jeruk
1. Ambil 10 ml bahan, encerkan sampai 100 ml aquadest
2. Ambil 10 ml larutan sampel tersebut, masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan indikator PP beberapa tetes (+ 3 tetes)
4. Titrasi dengan NaOH sampai warna merah hampir hilang.
5. Catat kebutuhan NaOH
6. Menghitung normalitas asam sampel



KESIMPULAN
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam percobaan adalah  :
1.    Pada saat terjadi titik akhir tritasi, tritasi harus segera di hentikan.
2.    Ketepatan dalam pemilihan indicator, agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin.
3.    Harus tetap memperhatikan larutan standar sekunder dan primernya, larutan standar primer kemurniannya harus tinggi.


 DAFTAR PUSTAKA

A.L. Kempainen. 2002. Defarmining Ascorbic Acid in Vitamin C Tablets. Finlandia University: Wadsworf Group.
Analysus of Vitamin C. General Chemistry Laboratories University of Alberta.
Buku Petunjuk Praktikum Dasar Teknik Kimia I. 2005. Laboratorium Teknologi Proses, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro: Semarang.
Day, R.A. and Underwood, A.C. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi 15. Erlangga: Jakarta

2 komentar: